Kamis, 29 Januari 2009

Map Kota Depok




Google Maps JavaScript API Example






Depok's Newspaper

Nama-nama Surat Kabar / Majalah terbit di depok
Nama Surat kabar/Majalah Alamat Telp
1. Monitor Depok Jl.Margonda raya
2.

Selasa, 19 Agustus 2008

berwisata kuliner di Margonda Synchronicity's street

Suatu malam pada akhir Maret, sepasang muda-mudi tampak bersantap di warung mi aceh di kaki lima Jalan Margonda Raya, antara apartemen Margonda Residence dan Rumah Sakit Bunda. Keduanya tampak menikmati santapan panas yang dihidangkan bersama sepiring kecil emping goreng dan acar ketimun.

Mi aceh beda dengan yang lain. Lebih spicy,” kata Cita (21), si pemudi yang mahasiswi Komunikasi Universitas Indonesia (UI). Ia juga mengaku kerap makan bersama teman-teman satu kosnya di warung kaki lima itu.

Mi aceh, yang sering digosipkan dimasak memakai daun ganja sebagai penyedap, hanya salah satu hidangan Nusantara yang dijajakan di sepanjang Jalan Margonda Raya. Di jalan sepanjang sekitar tiga kilometer yang membelah Kota Depok dari utara ke selatan itu berdiri puluhan warung kaki lima, kedai, maupun restoran yang menawarkan hidangan khas dari Sabang sampai Merauke. Ini belum termasuk kafe dan restoran ala Jepang dan Amerika serta puluhan warung tenda lain yang menjajakan hidangan kaki lima standar nasional, macam pecel lele dan sea food.

Sejak memasuki jalan utama Kota Depok itu dari utara, dari arah jalan layang akses UI, beberapa restoran dan kedai makan sudah langsung terlihat. Di sebelah kiri antara lain ada restoran padang dengan wajah berarsitektur rumah gadang. Ini cuma salah satu restoran padang yang meramaikan Jalan Margonda Raya dari ujung ke ujung.

Terus berjalan ke selatan, kian banyak kedai hidangan Nusantara dan varian-variannya. Di sekitar mulut Gang Sawo, jalan pintas menuju Stasiun Kereta Api Depok-UI, misalnya, ada kedai bakso malang dan sebuah kedai pempek palembang.

Setelah itu, ada restoran Kubang, restoran martabak padang yang hak ciptanya konon sudah resmi didaftarkan di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Seperti di sejumlah restoran minang lain, di sana juga bisa disantap soto padang dan sate padang yang sedap.

Di lokasi sama, kurang lebih di seberang Apartemen Margonda Residence, bisa ditemui restoran sunda yang menyiapkan menu macam karedok dan pepes ikan mas. Terpaut beberapa tempat usaha lain, ada pula warung bubur ayam garut yang khas.

Di pertengahan Jalan Margonda Raya, di sekitar pusat perbelanjaan Depok Town Square (Detos) dan Margo City, ada sejumlah kedai dan restoran daerah lain. Misalnya, kedai soto ayam Ambengan yang khas Surabaya dan kedai soto kudus yang bertetangga dengan sebuah restoran gudeg yogya.

>kern 401m<>h 9737m,0<>w 9737m<>kern 251m<>h 9738m,0<>w 9738m<

Beberapa kedai bahkan menawarkan menu daerah yang belum banyak dikenal. Salah satunya restoran Sroto Banyumas yang juga berlokasi tak jauh dari Detos. Sroto banyumas adalah sejenis soto daging atau ayam bening dengan taburan kecambah dan irisan daun bawang. Sroto banyumas yang juga dihidangkan dengan taburan keripik singkong dan sambal kacang ternyata lumayan mak nyuss.

Tujuan wisata kuliner

Sejak tahun 1980-an, Jalan Margonda Raya berkembang menjadi pusat wisata belanja dan kuliner. Kecuali sejumlah pusat perbelanjaan besar yang tak kalah dari yang ada di Jakarta, di sepanjang jalan raya itu juga bertumbuhan berbagai restoran yang berlomba memenuhi segala macam selera.

Pertumbuhan ini dipicu oleh kepindahan Kampus UI dan beberapa perguruan tinggi lain dari Jakarta ke Depok dan sekitarnya sejak awal dekade itu. Mahasiswa UI saja kini jumlahnya 38.000 orang. Mereka menghuni asrama mahasiswa, apartemen, dan ratusan rumah kos yang sebagian besar tersebar di jalan-jalan kecil di kedua sisi Jalan Margonda Raya. Bersama kaum komuter, kaum pekerja Jakarta yang bermukim di Depok, mereka jelas pasar potensial bagi beragam produk barang dan jasa, termasuk jasa boga.

Mahasiswa UI bukan saja anak-anak Jakarta. Sebagian merupakan putra daerah dari Sabang sampai Merauke. Demikian pula para dosen dan karyawannya. Kebhinnekaan warga UI inilah yang mungkin ikut memengaruhi terciptanya keragaman tempat bersantap di sepanjang Jalan Margonda Raya.

Sayang, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terkesan lamban mendorong lebih jauh kawasan itu menjadi pusat wisata belanja dan kuliner yang membanggakan. Jalan Margonda Raya seperti cuma dipersembahkan bagi pengendara kendaraan bermotor karena sangat minimnya fasilitas bagi warga dan pelancong pejalan kaki.

Pada musim kemarau, trotoar Jalan Margonda Raya, yang sebagian besar dikuasai kaum pedagang kaki lima (PKL), panas dan penuh debu, sementara pada musim hujan di mana-mana jadi becek karena banyak bagian cuma berupa jalan tanah yang telanjang.

Bahkan, kaki lima di depan Balaikota Depok merupakan sarana berjalan kaki yang sangat berbahaya. Beberapa lubang yang menganga di trotoar di depan kantor wali kota yang berlokasi di ujung selatan Jalan Margonda Raya itu setiap saat bisa menjebloskan pejalan kaki ke dalam selokan yang persis ada di bawahnya.

Seyogianya, Pemkot Depok segera menertibkan PKL, sekaligus mencarikan mereka solusi untuk tetap bisa berusaha. Setelah itu, dibangun fasilitas pedestrian yang lebar, aman, dan nyaman karena banyaknya tanaman penghijauan.

Kalau hal ini dilakukan, bukan mustahil kawasan Margonda bisa tumbuh menjadi pusat wisata belanja dan kuliner andalan perekonomian Depok, seperti Orchard Road di Singapura. Kedai-kedai, kafe, dan restorannya tak lagi cuma dikunjungi para mahasiswa yang duitnya pas-pasan, tetapi juga oleh kaum pelancong Jakarta dan mancanegara yang berkocek tebal.

Senin, 18 Agustus 2008

The Synchronicity's data




Kebijakan pembangunan sektor perumahan dan permukiman di kota Depok mengacu pada visi dan misi kota Depok, antara lain menjadikan Depok sebagai kota permukiman yang nyaman.? Kondisi pembangunan perumahan dan permukiman di Kota Depok mencapai 10.968 ha (54,76 %) dari keseluruhan luas wilayah di Depok 20.029 ha, hal ini mengakibatkan meningkatkan tuntutan kebutuhan fasilitas dan utilitas perumahan dan permukiman, dimana kondisi lingkungan dan perumahan yang ada belum tertata dengan baik. Hanya 40 % yang sudah tertata dengan baik sedangkan 60 % belum tertata dengan baik. Kawasan permukiman terbesar terdapat di Sawangan.

Penduduk
Jumlah Penduduk di Kota Depok pada Tahun 2001 berdasarkan data dari BPS adalah 1.204.687 jiwa, sehingga dengan luas wilayah yang ada yaitu 207,06 km2 maka kepadatan penduduk rata-rata adalah 5.818 jiwa / km2. Jumlah penduduknya berkisar antara 115.575 jiwa (Kecamatan Beji) dan 331.778 jiwa (Kecamatan Cimanggis), sedangkan kepadatan penduduknya berkisar antara 2.918 jiwa/km2 (Kecamatan Sawangan) sampai dengan 8.777 jiwa/km2 (Kecamatan Sukmajaya).

Perkembangan jumlah penduduk Kota Depok berlangsung cepat, pada tahun 2000 Kota Administratif Depok penduduknya berjumlah 1.145.091 jiwa dan pada tahun 2001 meningkat menjadi 1.204.687 jiwa setelah ditata menjadi 6 (enam) Kecamatan dengan laju pertumbuhan rata-rata 3,70 %/tahun.

Sesuai dengan karakteristik perkotaannya yang masih mencirikan kombinasi perkotaan, wilayah Kota Depok belum seluruhnya terbangun. Kawasan yang masih kosong berupa kebun campuran/tegalan dan pesawahan masih cukup luas, yaitu sekitar 51 % dari luas wilayahnya, sedangkan kawasan perumahan dan kampung luasnya sekitar 5.900 ha atau 29 %, dan kawasan yang digunakan untuk kegiatan industri, jasa dan perusahaan meliputi areal seluas 1.100 ha (± 6 %).

Ditinjau dari penyebaran lokasi kegiatannya, kegiatan industri sebagian besar berkembang di Kecamatan Cimanggis dan Sukmajaya (wilayah kota bagian timur), Yaitu sepanjang Jalan Raya Bogor, sedangkan kawasan pertanian masih banyak terdapat di Kecamatan Sawangan, Kecamatan Pancoran Mas bagian selatan dan sedikit di Kecamatan Limo (wilayah kota bagian barat), dan untuk kegiatan perkantoran, jasa, perdagangan dan kegiatan pendidikan berkembang di wilayah kota bagian tengah, terutama di sepanjang Jalan Margonda, dan kawasan perumahan banyak berkembang di wilayah kota bagian utara yang berdekatan dengan Jakarta, yaitu Kecamatan Limo, Beji, Sukmajaya, dan Pancoran Mas bagian utara

Untuk sarana dan prasarana dasar perkotaan, direncanakan untuk terus dikembangkan sistem transportasi (jaringan jalan dan angkutan intra kota yang efisien dan terintegrasi dengan inter kota. Selain itu kapasitas produksi dan distribusi air bersih perpipaan perlu ditingkatkan, selain itu juga masalah permukiman karena sesuai dengan arahan kegiatan fungsional Kota Depok.




Pendapatan



pendapatan masyarakat depok di tahun 2006 adalah 4 juta perkepalakeluarga




Sarana dan Prasarana



TRANSPORTASI

Transportasi di Kota Depok masih bersifat regional dan komuter (Jakarta dan Bogor) baik melalui jalan raya maupun jalan baja/rel. Pusat tarikan perjalanan yang cukup besar adalah menuju DKI Jakarta dengan bangkitan perjalanan terbesar berasal dari kawasan permukiman.Sarana transportasi angkutan jalan dengan sarana transportasi umumnya adalah :
1. Dalam kota : 12 rute angkutan Kota Depok
2. Ke Jakarta : 11 trayek bus besar dan 8 trayek bus sedang
3. Antar kota : 5 trayek bus

AIR BERSIH

Sebagian besar penduduk Depok memanfaatkan air tanah sebagai sumber air bersih, dimana kuantitas air tanah relative mencukupi kebutuhan sepanjang tanah sebagai air bersih, dimana kuantitas air tanah relative mencukupi kebutuhan sepanjang tahun, kecuali beberapa kawasan di kecamatan Cimanggis. Kualitas air tanah di daerah permukiman padat diperkirakan rawan pencemaran limbah domestik.
Pelayanan air bersih di daerah Depok masih dilayani oleh PDAM Kabupaten Bogor dengan tingkat pelayanan sekitar 20 % dari total penduduk Kota Depok. Wilayah pelayanan masih terbatas di beberapa wilayah di kecamatan Beji, Sukmajaya, Pancoran Mas dan sedikit di Sawangan dan Cimanggis dengan jumlah pelanggan sebanyak 34.617 unit.

PEMBUANGAN SAMPAH

Kebutuhan akan fasilitas tempat pembuangan sampah meningkat sejalan dengan adanya peningkatan perkembangan penduduk, kemudian juga adanya perkembangan aktivitas kota yang memerlukan lahan untuk pembangunan infrastruktur, ditambah lagi dengan adanya perkembangan industri.
Depok mempunyai fasilitas tempat pembuangan sampah seluas 2,87 ha dan akan diperluas sebesar 2,5 ha. Namun kondisinya, di masa yang akan dating akan sulit menemukan lokasi tempat pembuangan sampah selain itu juga akan sangat mahal. Kondisi ini akan memperparah terjadinya pencemaran lingkungan bukan saja pencemaran udara atau bau namun juga pencemaran tanah atau air tanah.

SARANA

Jalan : 361.486 km
Listrik : 584.204.042 kwh
Telephone : 79.500 ssl
PAM : 15 % dengan total sambungan 38.000
sambungan rumah
Terminal : 1 buah

PRASARANA

Komersial bisnis
o Swalayan : 11 buah
o Pasar : 6 buah
o Toko : 2.102 buah
o Kios/los : 1.775 buah
o K5 : 1.959 buah

Pendidikan
o SD : 327 buah
o SLTP : 127 buah
o SLTA : 94 buah
o Perguruan tinggi : 17 buah

Peribadatan
o Mesjid : 530 buah
o Langgar : 16 buah
o Mushola : 1.026 buah
o Gereja : 104 buah
o Vihara / pura : 3 buah

Kesehatan
o Rumah sakit : 7 buah
o Puskesmas : 25 buah
o Posyandu : 824 buah
o Apotik : 82 buah




Lain - Lain



Depok mempunyai potensi sebagai sebuah wilayah penyangga yang menjadi kawasan lalu lintas Jakarta-Depok-Bogor-Tanggerang-Bekasi, satu sisi potensi ini mendukung untuk menjadikan sebagai tempat bermukim, tempat berusaha, dan sebagai daerah pusat Pemerintahan. Secara biogeografis karena kestrategisan Kota Depok yang merupakan bagian dari berbagai daerah aliran sungai yang berpusat di pegunungan di Kabupaten Bogor dan Cianjur, menjadikan curah hujan di Kota Depok cukup tinggi sehingga Depok kaya akan potensi flora dan fauna.

Topografi

Secara astronomi, Depok terletak pada koordinat 6o19’00” - 6o28’00” Lintang Selatan dan 106o43’00”- 106o55’30” Bujur Timur, dengan luas wilayah 20,029 Ha. Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :

  • Sebelah Utara : berbatasan dengan DKI Jakarta dan Kecamatan Ciputan Kabupaten Tangerang
  • Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Bojong Gede dan Kecamatan Cibinong Kab. Bogor
  • Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Gunung Sindur dan Parung Kabupaten Bogor
  • Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Gunung Putri Kab. Bogor dan Kec. Pondok Gede Bekasi

Kondisi wilayah bagian utara umumnya berupa dataran rendah, sedangkan di wilayah bagian Selatan umumnya merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 40-140 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng antara 2-15 %.

Penyebaran wilayah berdasarkan kemiringan lereng :

  • Wilayah dengan kemiringan lereng antara 8-15 % tersebar dari Barat ke Timur
  • Wilayah dengan kemiringan lereng lebih dari 15 % terdapat di sepanjang sungai Cikeas, Ciliwung dan bagian Selatan sungai Angke

Kemiringan lereng antara 8-15 % potensial untuk pengembangan perkotaan dan pertanian, sedangkan kemiringan lereng yang lebih besar dari 15 % potensial untuk dijadikan sebagai benteng alam yang berguna untuk memperkuat pondasi. Di samping itu, perbedaan kemiringan lereng juga bermanfaat untuk sistem drainase Permasalahan yang muncul akibat topografi Kota Depok adalah karena adanya perbedaan kemiringan lereng menyebabkan terjadinya genangan atau banjir, bila penangannya tidak dilakukan secara terpadu.

Iklim

Wilayah Depok termasuk dalam daerah beriklim tropis dengan perbedaan curah hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim, secara umum musim kemarau antara bulan April-September dan musim hujan antara Oktober-Maret.

  • Temperatur : 24,3-33 derajat Celsius
  • Kelembaban rata-rata : 82 %
  • Penguapan rata-rata : 3,9 mm/th
  • Kecepatan angin rata-rata : 3,3 knot
  • Penyinaran matahari rata-rata : 49,8 %
  • Jumlah curah hujan : 2684 m/th
  • Jumlah hari hujan : 222 hari/tahun

Iklim Depok yang tropis mendukung untuk pemanfaatan lahan pertanian ditambah lagi dengan kadar curah hujan yang kontinu di sepanjang tahun. Permasalahan mendasar walaupun di satu sisi di dukung oleh iklim tropis yang baik yaitu alokasi tata guna lahan yang harus mempertimbangkan sektor lain terutama lahan hijau dan permukiman

Curah Hujan

Kondisi curah hujan di seluruh wilayah di daerah Depok relatif sama, dengan rata-rata curah hujan sebesar 327 mm/tahun. Kondisi curah hujan seperti diatas, mendukung kegiatan di bidang pertanian terutama pertanian lahan basah di areal irigasi teknis. Sedangkan untuk daerah tinggi dan tidak ada saluran irigasi teknis akan lebih sesuai untuk tanaman palawija kombinasi dengan padi/lahan basah pada musim hujan sebagai pertanian tadah hujan.Selain penting sebagai sumber irigasi, curah hujan juga penting untuk pemberian gambaran penentuan lahan, terutama lokasi, pola cocok tanam, dan jenis tanaman yang sesuai.

The Synchronicity Exist History

Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada dalam lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) Wilayah Parung Kabupaten Bogor, kemudian pada Tahun 1976 Perumahan mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun Pengembang yang kemudian diikuti dengan dibangunnya kampus Universitas Indonesia (UI), serta meningkatnya perdagangan dan jasa, yang semakin pesat, sehingga diperlukan kecepatan pelayanan.

Pada Tahun 1981 pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1981 yang peresmiannya di selenggarakan pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri Dalam Negeri (H. Amir Machmud) yang terdiri dari 3 (tiga) kecamatan dan 17 (tujuh belas) desa.

Selama Kurun waktu 17 Tahun Kota Administratif Depok berkembang dengan pesat baik di bidang pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan, Khususnya bidang pemerintah semua desa berubah menjadi kelurahan dan adanya pemekaran kelurahan, sehingga pada akhirnya Depok terdiri dari 3 (tiga) kecamatan dan 23 (dua puluh tiga) kelurahan. Dengan semakin pesatnya perkembangan dan tuntutan aspirasi masyarakat yang semakin mendesak agar Kota Administratif Depok ditingkatkan menjadi Kotamadya dengan harapan pelayanan menjadi maksimum. Disisi lain Pemerintah Kabupaten Bogor bersama-sama Pemerintah Propinsi Jawa Barat memperhatikan perkembangan tersebut dan mengusulkannya kepada Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1999, tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok, yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, dan diresmikan pada tanggal 27 April 1999 berbarengan dengan pelantikan Pejabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. Badrul Kamal yang pada waktu itu menjabat sebagai Walikota Kota Administratif Depok.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1999 Wilayah Kota Depok meliputi wilayah Kota administratif Depok, terdiri dari 3 (tiga) kecamatan sebagaimana tersebut diatas ditambah dengan sebagian wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor Yaitu :

  1. Kecamatan Cimanggis, yang terdiri dari 1 (satu) Kelurahan dan 12 (dua belas) Desa yaitu Kelurahan Cilangkap, Desa Pasir Gunung Selatan, Desa Tugu, Desa Mekarsari, Desa Cisalak Pasar, Desa Curug, Desa Hajarmukti, Desa Sukatani, Desa Sukamaju Baru, Desa Jatijajar, Desa Tapos, Desa Cimpaeun, Desa Luwinanggung.
  2. Kecamatan Sawangan, yang terdiri dari 14 (empat belas) Desa yaitu Desa Sawangan, Desa Sawangan Baru, Desa Cinangka, Desa Kedaung, Desa Serua, Desa Pondok Petir, Desa Curug, Desa Bojongsari, Desa Bojongsari Baru, Desa Duren Seribu, Desa Duren Mekar, Desa Pengasinan, Desa Bedahan, Desa Pasir Putih.
  3. Kecamatan Limo yang terdiri dari 8 (delapan) Desa yaitu Desa Limo, Desa Meruyung, Desa Cinere, Desa Gandul, Desa Pangkalan Jati, Desa Pangklan Jati Baru, Desa Krukut, Desa Grogol.
  4. Dan ditambah 5 (lima) Desa dari Kecamatan Bojong Gede yaitu Desa Cipayung, Desa Cipayung Jaya, Desa Ratu Jaya, Desa Pondok Terong, Desa Pondok Jaya.

Kota Depok selain merupakan Pusat Pemerintah yang berbatasan langsung dengan Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, juga merupakan wilayah peyangga Ibu Kota Negara yang diarahkan untuk Kota pemukiman, kota pendidikan, pusat pelayanan perdagangan dan jasa Kota pariwisata dan sebagai Kota resapan air.

The Synchronicity Emergency Call

Nomor Penting Kota Depok
Nama Alamat No Telepon
Polres Metro Depok
752-0014
Polsek Cimanggis
874-1483
Polsek Sukmajaya
7782-8934
Polsek Beji
752-0532
Polsek Pancoran Mas
752-0529
Polsek Limo
754-4891
Polsek Sawangan
749-6879
Polsek Bojong Gede
0251-551 110
PMI
875-0772
Dinas kebersihan
776-4213
Terminal Bis
776-1912






SPBU 24 Jam
SPBU 34-15409 Jl Raya Parung 5 7471-0310
SPBU 34-16503 Jl Cinere Raya 754-5335
SPBU 34-16504 Jl Raya Pangkalan Jati 751-2050
SPBU 34-16909 Jl Raya Bogor Km 34 874-1317






Rumah Sakit
RS Permata Ibu Jl Raya Kukusan 168 7778899
RS Graha Afiah Depok II 77826267
RS Bhakti Yudha Jl Raya Sawangan Depok 752-0082, 777-7983
RS Harapan Depok Jl Pemuda 10 777-3817, 752-0009
RS Ibu & Anak Hermina Jl Siliwangi 50 7720-2525
RS Puri Cinere Jl Maribaya-Cinere, Limo 754-5488
RS Tugu Ibu Jl Raya Bogor Km 29 Cimanggis 871-1693
RS Umum Daerah Cibinong Jl Jend Ahmad Yani 551-2948, 552-3507






Rumah Sakit Bersalin
RSB Sumber Bahagia Jl Bahagia Raya 16 770-3429, 770-7137
RSB Tunas Jaya Cibinong 875-2396
Rumah Bersalin Anugrah Abadi Jl H Saman 38 870-1304
Rumah Bersalin Depok Jaya Jl Rambutan 8/19-20 752-0552, 775-9148
Rumah Bersalin Prima Husada Jl Cinere Ry Blok F I/1 754-6263
Rumah Bersalin Syifaul Husna Kp Bedahan, Pabuaran 8, Cibinong 8790-7595






Apotik 24 Jam
Apotik Hadefarma Jl Arief Rahman Hakim 4 777-5411, 777-5134
Apotik Gamila RSC Veteran Raya 5B 734-1313
Kimia Farma PT Persero Jl Kejayaan Raya Blok X/6 770-4075
Apotik Trinitas Komplek Griya Depok Asri 770-7545
Apotik Vidi Jl Proklamasi Blok A5 770-2208






Klinik 24 Jam
Abadi Jaya Jl Keadilan 4 770-2414
Citra Medika Sawangan Jl Bojong Sari Raya 34 740-9559
Mitra Medika Jl RRI 17 771-8088
Poliklinik Ibu Mas Jl Raya Jakarta-Bogor Km 34/2 874-6361
Prima Husada Jl Cinere Raya Blok F I/1 754-6263
Tumbuh Kembang Komp Bukit Cengkeh Blok B 1/2 871-2626
Yayasan Balai Pengobatan Annie Nento Gobel Komp Lembah Hijau Blok C 6/1 A 871-2223

Walikota Depok






Walikota Depok


  • Drs. Moch. Rukasah Suradimadja (1982-1984)

  • Drs. H. M. I. Tamdjid (1984-1988)

  • Drs. H. Abdul Wachyan (1988-1991)

  • Drs. H. Sofyan Safari Hamim (1992-1996)

  • Drs. H. Badrul Kamal (1997-2005)

  • Dr. Ir. H. Nur Mahmudi Ismail, Msc. (2005-2010) (dilantik tanggal 26 Januari 2006)



Jumlah penduduk & luas wilayah

Luas Wilayah : 20.504,54 Ha (200,29 km).

Jumlah Penduduk 1.571.125 (pada tahun 2008)


Terdiri dari 6 Kecamatan, 63 Kelurahan:

1. Kecamatan Pancoran Mas

2. Kecamatan Beji

3. Kecamatan Sukmajaya

4. Kecamatan Cimanggis

5. Kecamatan Sawangan

6. Kecamatan Limo


Gambaran Umum Kondisi Daerah Kota Depok

Kecamatan Pancoran Mas dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Kelurahan Depok, dengan jumlah penduduk 247.426 jiwa dan luas wilayah 1.969,57 hektare dan terdiri dari 11 kelurahan:

  1. Kelurahan Bojong Pondok Terong

  2. Kelurahan Cipayung

  3. Kelurahan Cipayung Jaya

  4. Kelurahan Depok

  5. Kelurahan Depok Jaya

  6. Kelurahan Mampang

  7. Kelurahan Pancoran Mas

  8. Kelurahan Pondok Jaya

  9. Kelurahan Rangkapan Jaya

  10. Kelurahan Rangkapan Jaya Baru

  11. Kelurahan Ratujaya

Kecamatan Beji dengan Pusat Pemerintahan berkedudukan di Kelurahan Beji dengan jumlah penduduk sebanyak 127.581 jiwa dan luas wilayah 1.631,00 hektare terdiri dari 6 kelurahan:

  1. Beji

  2. Beji Timur

  3. Kemiri Muka

  4. Pondok Cina

  5. Kukusan

  6. Tanah Baru


Kecamatan Sukmajaya dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Kelurahan Mekar Jaya dengan jumlah penduduk sebanyak 293.386 jiwa dan luas wilayah 3.267,77 hektare terdiri dari 11 kelurahan:


  1. Kalimulya

  2. Jatimulya

  3. Kalibaru

  4. Cilodong

  5. Sukamaju

  6. Sukmajaya

  7. Tirtajaya

  8. Mekar Jaya

  9. Abadijaya

  10. Bakti Jaya

  11. Cisalak


Kecamatan Cimanggis dengan pusat pemerintahan yang berkedudukan di Kelurahan Cisalak pasar kecamatan Cimanggis dengan jumlah penduduk 357.204 jiwa dan luas wilayah 5.111,59 hektare terdiri dari 13 kelurahan:


  1. Cilangkap

  2. Cimpaeun

  3. Tapos

  4. Leuwinanggung

  5. Jatijajar

  6. Sukamaju Baru

  7. Curug

  8. Sukatani

  9. Harjamukti

  10. Cisalak Pasar

  11. Mekarsari

  12. Tugu

  13. Pasir Gunung Selatan



Kecamatan Sawangan dengan pusat pemerintahan yang berkedudukan di Kelurahan Sawangan dengan jumlah penduduk 154.621 jiwa dan luas wilayah 8.437,50 hektare. Terdiri dari 14 kelurahan:


  1. Duren Mekar

  2. Duren Seribu

  3. Pengasinan

  4. Bedahan

  5. Pasir Putih

  6. Sawangan Baru

  7. Sawangan Lama

  8. Bojongsari Lama

  9. Bojongsari Baru

  10. Curug

  11. Pondok Petir

  12. Serua

  13. Kedaung

  14. Cinangka


Kecamatan Limo dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Kelurahan Limo Kecamatan Limo dengan jumlah penduduk 133.277 jiwa dan luas wilayah 2.771,40 hektare terdiri dari 8 kelurahan:



  1. Pangkalan Jati Baru

  2. Pangkalan Jati Lama

  3. Gandul

  4. Krukut

  5. Grogol

  6. Limo

  7. Meruyung

  8. Cinere